PEMAKAIAN ALAT-ALAT UKUR DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMAKAIAN ALAT-ALAT UKUR DASAR

 

 




 

Rizqi Shaleh Syawaludin

C1401211018

ST09.2

 

Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Drs. Sidikrubadi Pramudito, M. Si

 

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IPB UNIVERSITY

2021


Tujuan

            Tujuan dalam praktikum ini dapat menggunakan alat-alat ukur dasar panjang dan massa. Kemudian tujuan dari praktikum ini juga dapat menentukan kesalahan pada pengukuran beserta penjalarannya.

 

Teori Singkat

            Pengukuran adalah suatu proses membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis dan dipakai sebagai patokan (Sani, 2012). Satuan digunakan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran. Pengukuran besaran dalam fisika tidak terlepas dari ketidakpastian yang dapat disebabkan oleh berbagai macam kesalahan. Pengukuran yang baik yaitu pengukuran yang dilakukan secara teliti, konsisten, dan akurat. Konsisten di sini maksudnya pengukuran yang dilakukan memperoleh hasil yang sama atau mirip jika dilakukan beberapa kali pengukuran berulang. Jika hasil pengukuran yang dilakukan nilainya saling berdekatan maka dikatakan mempunyai presisi tinggi.

            Menurut Nasution (2019) dalam sebuah pengukuran selalu ada ketidakpastian, baik karena keterbatasan alat ukur maupun gangguan dari kondisi lingkungan, maka dipercaya bahwa setiap pengukuran akan selalu menghasilkan hasil ukur yang tidak sebenarnya. Oleh karena banyaknya penyebab ketidakpastian pengukuran dan ketidakpastian hasil pengukuran, serta banyaknya cara meninjau dan menjelaskan serta mengatasi ketidakpastian-ketidakpastian itu maka berkembanglah apa yang disebut sebagai teori ketidakpastian dalam pengukuran. Dalam membahas ketidakpastian pengukuran biasa digunakan istilahistilah alat ukur (instrument), ketelitian (accuracy), ketepatan (precision), kepekaan atau sensitivitas (sensitivity), resolusi, dan kesalahan.

            Menurut Fidiantara, et al (2021) keterampilan pada abad 21 menjadi fokus utama pendidikan saat ini,  khususnya  pada  pendidikan  IPA. Keterampilan juga menjadi kebutuhan dasar dalam hal pengukuran, maka penting sekali untuk kita memahami alat-alat ukur yang akan digunakan dalam pengukuran. Alat-alat ukur dasar yang harus kita pahami itu, seperti jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca OHAUS, dan masih banyak lainnya. Pertama, Jangka  Sorong yang merupakan  suatu  alat  ukur yang     mempunyai     ketelitian     tinggi  dan digunakan  untuk  mengukur satuan  Panjang,  diameter  dan  kedalaman. Jangka sorong memilik skala utama dengan angka terbesar sekitar 15-17 cm dan skala nonius yang berjumlah 20. Kedua, Mikrometer sekrup adalah  alat  pengukuran panjang/ketebalan  suatu  benda. Batas ukur mikrometer sekrup adalah 25 mm atau 2.5 cm. Ketiga, Neraca satu Lengan (Neraca Ohaus) Neraca ini merupakan salah satu alat ukur dasar untuk mengukur massa benda. Bagian-bagian dari neraca lengan adalah bol kalibrasi, pan support, dan lengan massa. Alat ini memiliki batas ukuran sebesar 311 gram, nst 0.01 gram.

 

Data




Pengolahan Data

Sebagaimana data yang dicantumkan diatas, saya melakukan pengolahan data sebagai berikut.

A.    Percobaan 2.1



 



















B.     Percobaan 2.2

Sebuah balok diukur massa, panjang, lebar dan tebal masing-masing diukur berulang kali sehingga didapatkan data sebagai berikut.

Β·         (π‘š Β± βˆ†π‘š) = (5.3 Β± 0.005) gram

Β·         (𝑝̅ Β± βˆ†π‘Μ…) = (3.73 Β± 0.02) cm

Β·         (𝑙 Μ… Β± βˆ†π‘™ Μ…) = (2.57 Β± 0.02) cm

Β·         (𝑑̅  Β± βˆ†π‘‘Μ…) = (0.984 Β± 0.007) cm

Β·         Volume balok :

𝑉 = 𝑝̅  π‘™ Μ…  π‘‘Μ… 

𝑉 = 3.73  2.57  0.984

𝑉 = 9.433 cc

















Pembahasan

            Praktikum ini merupakan suatu bentuk penerapan dari β€œPemakaian Alat-Alat Ukur Dasar Panjang dan Massa”. Praktikum ini dapat dikatakan sebagai proses perbandingan suatu objek terhadap standar yang relevan. Dalam praktikum ini terdapat tiga alat ukur yang digunakan, yaitu jangka sorong, mikrometer sekrup, dan neraca Ohaus.

            Pada praktikum ini jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang balok, lebar balok, dan juga diameter silinder pejal. Dengan pengukuran panjang maksimal 16 cm dan tingkat kepresisian alat sampai 0.05 mm sudah cukup untuk menghitung sebuah balok dan silinder pejal yang ukurannya tentu tidak lebih besar dari alat ukurnya. Dengan alat ukur mikrometer sekrup juga mempermudah perhitungan dari tebal balok tersebut. Mikrometer sekrup mempunyai tingkat kepresisian sampai 0.001 mm, yang sudah terbukti juga dalam  perhitungan tebal sebuah balok (rata-rata) 0,984 cm. Selain itu dalam perhitungan ini juga menggunakan Microsoft Excel untuk menghitung dari ketidakpastiannya. Rumusan yang digunakan dalam Microsoft Excel adalah (=STDEV(D2:D10)), dengan begitu ketidakpastian menjadi mudah dihitung.

Simpulan

            Dalam praktikum pengukuran ini kita memanfaatkan tiga alat ukur dasar yang mana masing-masing dari alat ukur tersebut memiliki tingkat kepresisian yang cukup tinggi. Namun, tetap saja yang namanya ketidakpastian akan selalu ada dalam pengukuran. Oleh karena, itu dalam sebuah pengukuran diperlukan untuk mencantumkan nilai dari ketidakpastiannya. Sehingga hasil dari sebuah pengukuran itu akan dirumuskan seperti (π‘₯ Β± βˆ†π‘₯) dengan satuannya yang menyesuaikan.


 

DAFTAR PUSTAKA

Sani, Ridwan A. 2012. Pengembangan Laboratorium Fisika. Medan: Unimed Press.

Fidiantara F,  Fuadi H,  dan  Ilahi W.B. 2021. Karateristik/spesifikasi  alat laboratorium  fisika  dan cara         penggunaanya pada mahasiswa S1 jurusan pendidikan MIPA FKIP universitas mataram. Jurnal             Pengabdian Magister Pendidikan IPA. 4(2). doi:10.29303/jpmpi.v4i2.666.

S. W. Rozi Nasution. 2019. Pengaruh penugasan pengukuran terhadap hasil belajar fisika siswa pada           materi besaran dan satuan. Jurnal Education and Development. 7(4):175. doi:                     10.37081/ed.v7i4.1392.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konversi Energi (Fermentasi Etanol)

BIOMIMIKRI : INOVASI YANG TERINSPIRASI OLEH ALAM

Kumpulan Laporan Kimia Organik