GERAK MENGGELINDING
LAPORAN PRAKTIKUM
GERAK
MENGGELINDING
Rizqi
Shaleh Syawaludin
C1401211018
ST09.2
Dosen
Penanggung Jawab Praktikum
Drs.
Sidikrubadi Pramudito, M. Si
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
Tujuan
Praktikum gerak menggelinding
bertujuan menentukan besar percepatan gerak menggelinding murni pada bidang
miring secara teori dan secara eksperimen, serta membandingkan besar keduanya dan memberikan ulasan tentang kedua
hasil tersebut.
Teori Singkat
Salah satu tujuan dari ilmu fisika
adalah mempelajari gerak objek, baik itu benda atau makhluk hidup. Suatu benda
dapat dikatakan bergerak, apabila kedudukan suatu benda mengalami perubahan
kedudukan terhadap titik acuan tertentu. Berdasarkan kecepatan yang terjadi
gerak terbagi menjadi dua, yaitu gerak rotasi dan gerak translasi (Tristono
2011). Gerak rotasi adalah gerak suatu benda berputar yang bergerak mengitari
sumbu atau poros benda tersebut (Amnirullah 2015). Sebuah benda tegar berputar
terhadap suatu sumbu akan tetap diam dalam ruang sehingga tidak ada energi
kinetik yang berkaitan dengan gerak translasi. Menurut Wahid (2019) gerak
translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan
bentuk dan lintasan yang sama di setiap titiknya. Sebuah benda dapat dikatakan
melakukan gerak translasi apabila setiap titik yang ditempuh berupa garis
lurus. Penerapan terpenting dari kedua gerak tersebut adalah gerak
menggelinding pada roda ataupun objek menyerupai roda, dimana semua titik pada
roda bergerak dengan laju sudut yang sama (David et al. 2010). Sebuah benda dikatakan menggelinding murni jika gerak
translasi dan rotasi benda terjadi secara bersamaan. Bersamaan yang dimaksud
adalah tidak terjadi slip dan jarak tempuh dalam satu putaran sama dengan
keliling benda.
Momen
inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi pada porosnya,
momen inersia juga disebut sebagai besaran pada gerak rotasi yang analog dengan
massa pada gerak translasi (Zhang 2014). Jari-jari suatu benda dapat
mempengaruhi momen inersia. Momen inersia pada suatu benda dapat ditentukan
massa dan dimensi fisiknya, baik secara matematis ataupun eksperimen. Metode
eksperimen dapat dilakukan sebagai pembuktian sebuah konsep mengenai momen inersia,
besaran-besaran yang terukur, dan mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai
momen inersia (Hara 2012). Benda yang memiliki bentuk yang sama dapat mempunyai
momen inersia yang berbeda karena pengaruh oleh jari-jari. Semakin besar
jari-jari benda maka semakin besar pula momen inersianya. Hukum kekekalan
energi mekanik menyatakan bahwa jika hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja
pada sebuah sistem, maka energi mekanik total sistem selalu konstan. Fenomena
alam yang terkait dengan hukum kekekalan energi mekanik adalah air terjun Curug
Lawe. Air terjun yang bergerak dari kondisi diam sampai akhirnya bergerak jatuh
akan mengurangi energi potensial mgh,
namun energi mekanik meningkat untuk mengimbangi pengurangan tersebut, sehingga
energi mekanik di setiap lintasan ini akan tetap sama nilainya.
Data
Pengolahan Data
ยท
Pembahasan
Benda yang bergerak menggelinding
dapat disebut juga mengalami gerak rotasi dan translasi. Gerak menggelinding
terjadi pada objek yang berbentuk bulat. Pada praktikum ini objek yang
digunakan adalah silinder pejal yang memiliki konstanta (๐ฝ) 0.5. Gerak menggelinding ini terjadi karena silinder pejal diletakkan pada
lintasan yang miring dengan suatu ketinggian (h) menyebabkan objek
tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Fenomena gerak menggelinding ini
tidak dapat dipisahkan dari momen inersia. Objek yang memiliki bentuk sama
belum tentu memiliki momen inersia yang sama pula karena semakin besar
jari-jari dari suatu objek maka semakin besar momen inersianya. Berdasarkan
data-data yang didapatkan pada eksperimen tersebut terlihat bahwa semakin
panjang jarak ditempuh menghasilkan waktu yang berbeda-beda. Kecepatan yang
dihasilkan tidak konstan, hal ini disebabkan gerak menggelinding pada bidang
miring mempercepat laju benda. Pada grafik hubungan jarak dengan dengan 1/2 tยฒ
dapat kita ketahui juga bahwa gerak menggilinding yang dialami oleh silinder
pejal mengalami sebuah percepatan. Hal
tersebut terlihat pada titik-titik grafik yang menunjukan semakin panjang jarak
ditempuh mengakibatkan waktu 1/2 tยฒ yang dihasilkan semakin meningkat.
Dari hasil pengolahan data yang
didasarkan pada persamaan teori dengan perhitungan eksperimen, diketahui bahwa
nilai dari percepatan teoritis mempunyai nilai yang berbeda dengan percepatan
eksperimen. Sesuai dengan hasil perhitungan, percepatan teori mempunyai nilai
yang lebih besar dibandingkan dengan percepatan eksperimen. Munculnya selisih
dari hasil tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang di dapat dari
hasil analisis ketika melakukan eksperimen, seperti dapat disebabkan
ketidaktelitan pengukuran, kurang teliti dalam proses eksperimen, dan gangguan
dari gaya yang tidak dapat diabaikan dalam melakukan eksperimen. Untuk
mengetaui seberapa besar persentase kesalahan dalam perhitungan dapat dihitung dengan
sebuah persamaan. Pada data eksperimen ini diketahui bahwa persentase kesalahan
pada perhitungan percepatan yaitu sebesar 2.46%. Dari perhitungan
persentase kesalahan tersebut dapat diukur seberapa dekat nilai yang diukur
dengan nilai sebenarnya. Nilai persentase kesalahan tersebut relatif kecil
sehingga data eksperimen yang didapatkan dalam eksperimen ini cukup akurat.
Simpulan
Percepatan
gerak menggelinding murni pada bidang miring dapat ditentukan melalui percobaan
gerak berputar benda pada bidang miring. Besar percepatan gerak menggelinding
murni juga dapat diketahui dengan menghitungnya secara teoritis. Besar nilai
percepatan gerak mengglinding dipengaruhi oleh besarnya sudut lintasan miring
dan juga konstanta (๐ฝ) pada masing-masing
benda putar. Dari percobaan tersebut diketahui bahwa nilai percepatan teori
mempunyai nilai yang lebih besar daripada percepatan eksperimen. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti ketidaktelitan
pengukuran, ketidaktelitan dalam proses eksperimen, dan gangguan dari gaya yang
tidak dapat diabaikan dalam melakukan eksperimen.
Daftar Pustaka
Amnirullah
L. 2015. Analisis kesulitan penguasaan konsep mahasiswa pada topik rotasi benda tegar dan momentum sudut. Jurnal Fisika Indonesia. [diakses 2021
Sep 22]; 29(55):34-37. https://media.neliti.com/media/publications/80859-ID-analisis-kesulitan-penguasaan-konsep- mah.pdf.
David
H, Robert R, Jearl W. 2010. Fisika Dasar.
1st ed. Jakarta: Erlangga.
Hara
Y. 2012. Moment of inertia dependence of
vertical axiswind turbines in. International Journal of Rotating Machinery.
1-13. doi: 10.1155/2012/910940.
Tristiono
T. 2011. Luas daerah, titik berat dan momen inersia polar kardioda. Jurnal Agri-tek.
[diakses 2021 Sep 22]; 12 (1):44-49. https://dokumen.tips/documents/luas- daerah-titik-berat-dan-momen- inersia-agritekagri-tek-volume-12-nomor.html.
Wahid
Abdul M, Ramadhani F. 2019. Eksperimen menghitung momen inersia dalam pesawat atwood menggunakan katrol dengan
penambahan massa beban. Jurnal Pendidikan Fisika dan Fisika Terapan.
[diakses 2021 Sep 22]; (2):1-7. https://jurnal.ar- raniry.ac.id/index.php/jurnalphi/article/view/7442.
Zhang
C. 2014. Moment of inertia measurement
based on displacement sensor. Bio Technology An Indian Journal.
[diakses 2021 Sep 22]; 10(13):7501-7505. https://www.tsijournals.com/articles/moment-of-inertia-measurement-based-on-displacement- sensor.pdf.
Komentar
Posting Komentar