INDUKSI MAGNET
LAPORAN PRAKTIKUM
INDUKSI MAGNET
Rizqi
Shaleh Syawaludin
C1401211018
ST09.2
Dosen
Penanggung Jawab Praktikum
Rima
Fitria Adiati, S.T., M.T.
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengamati
dan menjelaskan mengenai hukum Lenz tentang terbentuknya arus induksi dan memahami
cara kerja dari generator.
Teori Singkat
Induksi elektromagnetik merupakan
fenomena munculnya arus listrik akibat perubahan fluks magnetik. Proses induksi
elektromagnetik melibatkan konduktor yang diletakan dengan posisi tertentu dan
medan magnet (Fauzi et al. 2018). Hukum
Faraday adalah hukum dasar elektromagnetisme yang menyatakan bahwa gaya gerak
listrik (GGL) pada rangkaian tertutup dipengaruhi oleh medan magnet yang sebanding
dengan laju perubahan fluks medan magnet yang melewati kumparan (Sahidnnur et al. 2014). Istilah GGL disebabkan
karena adanya sebuah gaya listrik yang bekerja untuk menggerakkan elektron
dalam konduktor yang menyatakan bahwa apabila terjadi perubahan fluks dalam suatu
loop maka menghasilkan gaya gerak listrik induksi (GGL induksi). Hukum Lenz
adalah hukum elektromagnetik yang dapat digunakan untuk menentukan arah gaya
gerak listrik yang dihasilkan oleh induksi elektromagnetik. GGL induksi yang
muncul berarah melawan arah perubahan fluks menyebabkan munculnya arus induksi
(Amalia et al. 2017). Ketika
kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak ada perubahan fluks magnet dalam
kumparan. Tetapi, ketika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, maka
timbul perubahan fluks magnetik yang semakin membesar akibatnya timbul fluks
magnetik yang menentang pertambahan fluks magnetik awal (Apriadi 2019).
Pada
GGL Induksi sesuai hukum Faraday terjadi perubahan bentuk energi gerak menjadi
energi listrik. Induksi digunakan pada pembangkit energi listrik. Pembangkit
energi listrik yang menerapkannya adalah generator dan dinamo. Selain dari
hukum Faraday, hukum Lenz juga banyak diterapkan dan ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu contoh dari penerapan hukum Lenz adalah alternator. Alternator
adalah peranti yang berfungsi sebagai generator yang menghasilkan arus listrik alternating current (AC) dan sekaligus
mengubahnya menjadi arus direct current
(DC) (Lubis 2018). Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk
mengukur kuat arus dan beda potensial
listrik yang relatif kecil. Semakin besar kuat arus maka akan semakin besar
pula penyimpangannya. Kaitan hukum Faraday dengan elektromagnetik adalah setiap
perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan gaya gerak listrik (GGL)
induksi atau induksi elektromagnet yang besarnya sebanding dengan laju
perubahan fluks magnetik. Sedangkan pada hukum Lenz perubahan fluks akan
menginduksi GGL yang menimbulkan arus di dalam kumparan, dan arus induksi ini
membangkitkan medan magnetnya sendiri. Galvanometer menggunakan prinsip hukum
Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya
magnetik (Suari 2020). Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk
sehingga menyimpang saat dilewati oleh
arus yang melewati kumparan.
Hasil
Praktikum ini menggunakan simulasi
sebagai alat bantu berupa perangkat lunak yang diakses dari https://phet.colorado.edu.
Langkah-langkah percobaan diawali dengan melakukan set alat seperti pada gambar
1.
Gambar1 Mempersiapkan set alat praktikum
Kemudian masukkan kutub utara magnet ke kumparan seperti pada gambar 2. Perhatikan arah jarum dari galvanometer yang dapat menyimpang ke kanan/kiri.
Gambar
2 Keadaan ketika kutub utara magnet
dimasukkan ke kumparan
Selanjutnya
keluarkan kutub utara magnet dari kumparan seperti pada gambar 3. Perhatikan
kembali arah jarum dari galvanometer yang dapat menyimpang ke kanan/kiri. Ganti
kumparan dengan yang jumlah lilitannya lebih banyak, ulangi langkah 2 sampai
langkah 6.
Gambar
3 Keadaan ketika kutub utara magnet
dikeluarkan ke kumparan
Pembahasan
Langkah-langkah percobaan diawali
dengan mempersiapkan set alat seperti pada gambar 1. Kemudian masukkan kutub
utara magnet ke kumparan seperti pada gambar 2. Perhatikan arah jarum dari
galvanometer yang dapat menyimpang ke kanan/kiri. Selanjutnya keluarkan kutub
utara magnet dari kumparan seperti pada gambar 3. Perhatikan kembali arah jarum
dari galvanometer yang dapat menyimpang ke kanan/kiri. Ganti kumparan dengan
yang jumlah lilitannya lebih banyak, ulangi langkah 2 sampai langkah 6. Magnet
kutub utara yang dimasukkan ke kumparan akan menyebabkan arah jarum dari
galvanometer menyimpang ke kiri atau ke arah yang negatif. Sedangkan pada
magnet kutub selatan yang dimasukkan ke kumparan akan menyebabkan arah jarum
galvanometer menyimpang ke kanan atau ke arah yang positif. Perbedaan arah
jarum galvanometer tersebut disebabkan oleh perbedaan dari arah perubahan
fluksnya. Jarum galvanometer akan ke kiri ketika dimasukkan magnet kutub utara
sebab arah medan magnet kutub utara keluar. Sebaliknya arah jarum galvano meter
akan ke kanan ketika dimasukkan magnet
kutub selatan sebab arah medan magnetnya ke dalam. Perlakuan pada kumparan juga
dapat memengaruhi GGL induksi yang dihasilkan, semakin banyak lilitan kumparan
maka GGL induksi yang dihasilkan akan semakin besar sehingga simpangan pada
jarum galvanometer juga semakin lebar.
Gerakan dari jarum galvanometer
menunjukan besar nilai dari GGL induksi itu sendiri. GGL induksi dihasilkan
dari arus yang mengalir dalam kumparan yang disebabkan oleh cepat perubahan
fluks magnetik. Sesuai dengan hukum Lenz GGL induksi selalu membangkitkan arus
yang medan magnetnya berlawanan dengan arah perubahan fluks. Arah perubahan
fluks dapat ditentukan dengan menentukan terlebih dahulu arah dari medan
magnetnya. Arah medan magnet ditentukan dengan melihat kutub dari magnetnya,
jika kutub utara maka medan magnetnya ke luar sedangkan kutub selatan medan
magnetnya ke dalam. Ketika magnet dimasukkan ke kumparan maka arah perubahan
fluks akan sama dengan arah medan magnet. Namun ketika magnet ditarik ke luar
kumparan maka arah perubahan fluks akan berlawanan dengan medan magnet.
Perubahan fluks akan menghasilkan arus induksi. Menurut hukum Lenz GGL induksi
selalu membangkitkan arus yang medan magnetnya berlawanan dengan arah perubahan
fluks.
Besar dari GGL induksi dan besarnya
simpangan galvanometer mempunyai perbandingan yang sama. Semakin besar GGL
induksi maka simpangan yang dihasilkan akan semakin besar juga. Terdapat
beberapa faktor yang memengaruhi besar dari GGL induksi, seperti perubahan
fluks, jumlah lilitan dan perubahan waktu. Semakin besar perubahan fluks
magnetik terhadap waktu maka GGL induksi yang dihasilkan akan semakin besar.
Selain itu Jumlah lilitan yang lebih banyak juga akan menyebabkan GGL induksi
semakin besar. Arah dari jarum galvanometer dapat ditentukan dengan mengetahui
arah dari perubahan fluksnya. Sebab arah jarum galvanometer mengikuti arah
perubahan fluks. Generator merupakan sebuah alat yang memanfaatkan Hukum
Faraday, dalam konstruksinya medan magnet dipasang sedemikian rupa sehingga
sehingga ketika terjadi gerakkan/putaran diantara celah kutub utara-selatan akan
menghasilkan induksi listrik. (Handi et al. 2019). Prinsip kerja generator yaitu
ketika terdapat sepotong kawat penghantar listrik berada dalam medan magnet berubah-ubah,
maka di dalam kawat tersebut akan terbentuk GGL.
Simpulan
Hukum Lenz menjelaskan bahwa arus
induksi selalu menimbulkan medan magnet induksi yang berlawanan dengan
perubahan medan magnet asalnya. Arus induksi atau GGL induksi dapat terbentuk
karena adanya perubahan garis-garis gaya magnet (fluks magnetik) ketika magnet
digerakkan keluar masuk kumparan. Arus induksi telah digunakan pada generator
yang memiliki prinsip kerja menggunakan magnet untuk mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik yang bisa bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
Amalia
NT, Mulud TH, Prasetiyo B. 2017. Perbaikan motor induksi 2380 kW di PT.PINDAD (PERSERO). Jurnal Teknik Energi. 13(2):54-60. https://jurnal.polines.ac.id/index.php/eksergi/article/view/910.
Apriadi
R. 2019. Rancang bangun prototype generator linier 1 fasa single sided halbach array
tipe datar [Tesis]. Tasikmalaya :
Universitas Siliwangi.
Fauzi,
Syukriyadin, Syukri Mahdi. 2018. Analisis besaran frekuensi terhadap daya
listrik pada rangkaian transmisi listrik
nirkabel. Jurnal Online Teknik Elektro.
[diakses 2021 Nov 20]; 3(4):7-18. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/kitektro/article/viewFile/12474/9864.
Lubis
S. 2018. Analisa tegangan keluaran alternator mobil sebagai pembangkit energi
listrik alternatif. Jurnal Teknik Elektro. 1(1):44-47. doi: 10.30596%2Frele.v1i1.2270.
Mansor
Badri MS. Et al. 2015. Magnetic induction tomography: a brief
review. Jurnal Teknologi. 73(3):91-95.
doi: 10.11113/jt.v73.4252.
Nugroho
YE. 2018. Pembuatan motor listrik dan pembangkit listrik tenaga angin untuk meningkatkan kompetensi keajaiban sains lorentz-faraday.
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika. 9(2):104-112. doi: 10.26877/jp2f.v9i2.2995.
Suari
M. 2020. Karakterisasi ampermeter voltmeter terhadap penambahan hambatan pada pengujian sensor mekanik multimeter
analog. Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA. [diakses 2021 22
Nov]; 6(1):102-113. https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/naturalscience/article/download/1571/1183.
Komentar
Posting Komentar