Konsep Klirens dan Nefritis
Konsep Klirens dan
Nefritis
A. KLIRENS
· Suatu nilai yang mewakili fungsi glomerulus.
· Klirens adalah volume plasma yang mengandung semua zat terlarut melalui
glomerulus serta dibersihkan dari obat per satuan waktu oleh seluruh tubuh
(ml/menit) dan dieksresikan ke dalam urine.
·
Klirens (CL) dipengaruhi oleh :
1. Berat badan
2 Umur
3. Jenis kelamin
4. Zat yang digunakan untuk
mengukur klirens
5. Luas permukaan tubuh.
· Klirens dapat dihitung melalui hubungan antara laju eliminasi dan konsentrasi obat.
1. Filtrasi
glomerulus
Kira-kira 25% dari volume jantung,
yaitu 1,2-1,5 liter darah per menit mengalir ke ginjal. 10% dari jumlah tersebut
terfiltrasi di glomerulus. Hanya obat yang dalam bentuk bebas saja yang dapat
terfiltrasi.
Filtrasi glomerulus menghasilkan
ultrafiltrat yaitu plasma minus protein yang menyebabkan semua obat bebas akan
keluar dalam ultrafiltrasi sedangkan yang terikat protein tetap tinggal di
dalam darah.
2. Sekresi Aktif
Apabila saat filtrasi obat pada glomerulus kurang, maka akan disekresi lagi pada tubulus proksimal dan tubulus distal, Jika nilai klirens ginjal
melebihi klirens yang disebabkan
filtrasi, akan terjadi sekresi. Mungkin juga terjadi reabsorpsi, namun lebih
kecil daripada sekresinya.
3. Reabsorpsi
Obat yang non-polar akan berdifusi
secara pasif masuk kembali melewati sel-sel epitel tubuli sehingga terjadi reabsorpsi
obat secara pasif. Maka, obat yang non-polar akan dieksresikan secara lambat.
Sedangkan obat yang polar akan tetap tinggal di dalam filtrat karena membran
tubuli tidak permeable untuk obat yang terionisasi dan kurang non-polar.
· Jenis-Jenis Pemeriksaan
1. Klirens
Kreatinin
Klirens kreatinin adalah pengukuran Laju Filtrasi Glomerulus (GFR) yang
tidak absolut karena sebagian kecil kreatinin direabsorpsi oleh tubulus ginjal
dan kurang lebih 10% kreatinin urin disekresikan oleh tubulus. Satuan klirens
kreatinin adalah mL/menit. Digunakan untuk mengukur kadar kreatinin yang
difiltrasi di ginjal.
2. Estimated Glomerular
Filtration Rate (eGFR)
The National Kidney Foundation merekomendasikan bahwa eGFR dapat
diperhitungkan sesuai dengan kreatinin serum. Dengan tes darah yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan ginjal dalam menyaring zat sisa metabolism. Jenis
pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur fungsi ginjal.
· Kreatinin serum dianggap lebih sensitif dan menjadi indikator khusus
pada penyakit ginjal daripada uji dengan kadar nitrogen urea darah (BUN).
Kenaikan kadar kreatinin tidak dipengaruhi oleh makanan atau minuman. Kreatinin
serum sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi glomerulus.
· The National Kidney Disease Education Program merekomendasikan
penggunaan serum kreatinin untuk mengukur 18 kemampuan filtrasi glomerulus yang
digunakan untuk memantau perjalanan penyakit ginjal.
· Diagnosis ginjal dapat ditegakkan saat nilai kreatinin serum meningkat. Sedangkan pada kondisi gagal ginjal dan uremia, ekskresi kreatinin oleh glomerulus dan tubulus ginjal akan menurun. Selain itu, penurunan kadar kreatinin dapat disebabkan pada keadaan glomerulonefritis, nekrosis tubular akut, polycystic kidney disease, syok, dan dehidrasi.
· Status penyakit (kegagalan ginjal, hati dll) sehingga klirens menjadi jadi kecil mengakibatkan dosis dan interval waktu pemberian harus disesuaikan kondisi pasien (kegemukan, penuaan, pembengkakan, dll) juga dapat mempengaruhi aturan dosis secara individual.
·
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Klirens :
1. Hemodinamika
ginjal (aliran darah dalam sistem peredaran tubuh)
2. Usia
3. pH
urine
4. Ikatan
dengan protein plasma
5. Ketergantungan
dosis obat
6. Kelainan
fungsi ginjal
B. NEFRITIS
· Nefritis adalah kondisi peradangan nefron pada ginjal yang disebabkan
oleh gangguan autoimun atau infeksi bakteri Streptococcus, bakteri ini dapat
masuk melalui saluran pernapasan dan peredaran darah hingga ginjal.
· Peradangan nefron pada ginjal ini dapat mempengaruhi fungsi ginjal
sehingga ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
·
Jenis-Jenis Nefritis :
1. Sindrom Alport
Sindrom
alport diturunkan dari inflamasi ginjal. Penyakit ini dapat menyebabkan gagal
ginjal, serta masalah penglihatan dan pendengaran. Sindrom Alport diturunkan
dalam gen, dan biasanya lebih parah pada pria.
Gejala
yang menunjukkan : Hematuria (kencing darah), albuminuria, gangguan
pendengaran, leiomiomatosis (tumor jinak), perubahan pada mata, dan tekanan darah
tinggi.
2. Glomerulonefritis Akut
Merupakan
suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu. Yang
sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus Seperti radang
tenggorokan atau infeksi pada gigi. Penyakit ini disebabkan oleh masalah sistem
kekebalan tubuh.
Gejala
Umum :
1. Adanya cairan di paru-paru
2. Intensitas buang air kecil
berkurang
3. Wajah menjadi bengkak
4. Tekanan darah tinggi
(hipertensi)
5. Terdapat darah pada urine
Penyakit
yang memicu :
=
Amyloidosis (penumpukan protein amyloid di organ)
=
Polyarteritis nodosa (peradangan pembuluh darah arteri)
= Granulomatosis dengan polyangiitis (inflamasi pembuluh darah yang
melibatkan pembuluh kecil dan sedang)
=
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) (inflamasi autoimun kronik)
=
Radang tenggorokan
=
Sindrom goodpasture (penyakit autoimun yang menyebabkan inflamasi pada
glomerulus pada ginjal dan alveolus pada paru-paru)
3. Glomerulonefritis
Kronis
Diagnosis klinis berdasarkan ditemukannya
hematuria dan proteinuria yang menetap dapat karena eksaserbasi
glomerulonefritis akut yang berlangsung beberapa bulan/tahun. Dengan karakteristik
kerusakan glomerulus secara progresif lambat, ginjal menjadi menyusut dengan
korteks yang menipis dan terdapat jaringan ikat yang menggantikan nefron ginjal
Penyebab :
=
Adanya riwayat penyakit kanker dalam keluarga
=
Terkena paparan beberapa pelarut hidrokarbon
=
Penyakit yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seperti HIV
=
Nefritis herediter yang ditandai dengan penurunan pendengaran dan
penglihatan
Gejala :
=
Sakit perut
=
Sering mimisan
=
Urine berdarah
=
Hipertensi
=
Urine berbusa
=
Sering buang air kecil di malam hari
=
Pembengkakan pada wajah dan tangan
4. Nefritis Lupus
Nefritis Lupus (NL) merupakan salah satu manifestasi gawat dari Lupus Erythematosus Sistemik (LES). Lupus adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel ginjal yang sehat, sehingga ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu penyebab gagal ginjal di NL adalah pengenalan dan pemantauan keparahan NL sulit dilakukan. Hal ini disebabkan pemeriksaan berdasarkan tanda klinis dan laboratoris yang saat ini dianggap masih kurang teliti.
Penyebab
dari penyakit LES adalah akibat terganggunya regulasi kekebalan yang
menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi
ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal, dan
lingkungan (cahaya matahari, infeksi, paparan zat kimia).
Gejala
:
=
Lemas, lesu, dan tidak bertenaga
=
Nyeri sendi dan bengkak atau kekakuan, biasanya di tangan, pergelangan
tangan dan lutut
=
Memiliki bintil merah pada bagian tubuh yang sering terkena matahari,
seperti wajah (pipi dan hidung)
=
Fenomena Raynaud (beberapa area tubuh terasa kebas atau mati rasa) membuat
jari berubah warna dan menjadi terasa sakit ketika terkena dingin
=
Sakit kepala
=
Rambut rontok
=
Pleuritis (radang selaput paru-paru), yang dapat membuat bernapas
terasa menyakitkan, disertai sesak napas
=
Bila ginjal terkena dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan gagal
ginjal
5. Nephropathy lgA
Penyakit
ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita dan banyak
dijumpai di Asia dan pada ras kulit putih. Nefropati IgA merupakan glomerulonefritis
terkait autoimun di mana terjadi deposit IgA pada organ ginjal (glomerulus).
Imunoglobulin A (IgA) merupakan antibodi yang mempunyai peran pada sistem
kekebalan tubuh untuk melawan mikroorganisme maupun infeksi.
Akumulasi/deposit
protein IgA yang membentuk endapan pada glomerulus ini menyebabkan glomerulus
tidak dapat melakukan fungsinya secara normal sebagai penyaring (filter).
Deposit
IgA menyebabkan kerusakan glomerulus, sehingga terjadi kebocoran darah maupun
protein ke dalam urin. Penyebab yang pasti mengapa protein IgA dapat mengendap
pada glomerulus belum
diketahui,
namun diduga adanya faktor genetik atau penyakit hati kronis.
Gejala
:
=
Urin berwarna gelap
=
Darah dalam urin
=
Urin berbusa akibat adanya protein albumin
=
Nyeri panggul (pinggang bawah)
=
Edema (pembengkakan akibat penimbunan cairan di dalam jaringan) pada
tangan dan kaki
=
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
6. Nefritis Interstisial
Merupakan
suatu proses peradangan di ruang interstisial ginjal (ruang sekitar sekelompok
jaringan ginjal). Nefritis interstisial kadang terjadi sebagai proses primer :
15% dari angka gagal ginjal akut dan hampir 25% merupakan gagal ginjal kronik.
Nefritis interstisial juga dapat berkembang sebagai proses sekunder yang
mengikuti kerusakan glomerular maupun vaskular. Nefritis interstisial akan
berakhir ke arah penyakit ginjal stadium akhir yang paling sering dan lesi
(keadaan jaringan yang abnormal) yang sangat penting dalam nefrologi.
Dibagi
menjadi :
a. Nefritis Interstisial Akut
Nefritis
interstisial akut dapat bermaniefstasi menjadi gagal ginjal akut, dan pada
biopsi ginjal memperlihatkan peradangan infiltrat akut pada interstisial ginjal
disertai dengan edema interstisial, biasanya berhubungan dengan kemunduran dari
fungsi ginjal.
b. Nefritis Interstisial Kronik
Nefritis
interstisial kronik ditandai dengan gagal ginjal kronik, dan hasil biopsi
ginjal memperlihatkan adanya fibrosis (penyakit paru) dan atrofi (kehilangan
massa) tubulus pada interstisial ginjal. kerusakan kronis pada nefritis
interstisialis kronik ini tidak berhubungan dengan penyakit glomerular ataupun
proses vaskular.
Gejala
Umum :
=
Demam
=
Ruam
=
Kelelahan
=
Mual dan muntah
=
Kebingungan
= Jumlah urine berkurang atau bertambah
=
Mudah mengantuk
=
Pertambahan berat badan akibat penumpukan cairan
=
Pembengkakan anggota tubuh tertentu
=
Darah dalam urine
Berikut adalah file pdf dengan format kertas A5. Kamu bisa download, print, dan masukan ke binder kamu:)
Komentar
Posting Komentar