Perubahan Energi Cahaya Menjadi Energi Kimia: Hasil Fotosintesis
Laporan Praktikum Perubahan
Energi Cahaya Menjadi
Energi Kimia: Hasil Fotosintesis
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Fotosintesis
adalah proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik, seperti karbondioksida dan
air
pada tumbuhan berpigmen dengan
bantuan energi cahaya matahari (Ai 2012). Proses fotosintesis
membutuhkan air, karbondioksida, dan klorofil kemudian dibantu dengan energi
cahaya maka dihasilkan glukosa dan oksigen. Dengan adanya organ tumbuhan yang
disebut klorofil proses fotosintesis dapat berlangsung. Klorofil mempunyai peran
bagi kelangsungan proses fotosintesis karena organ ini
mampu menangkap cahaya matahari yang jumlahnya berbeda tiap
spesies. Sintesis klorofil dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti cahaya,
karbohidrat, air, suhu, dan unsur-unsur hara tertentu. Hasil dari fotosintesis tersebut akan
digunakan dalam proses pertumbuhanm perkembangan tumbuhan sebagai sumber energi
untuk makhlup hidup lainnya. Fotosintesis menyediakan sumber energi bagi hampir
seluruh kehidupdan di dunia baik secara langsung ataupun tidak langsung
(Campbell et al. 2002).
Proses fotosintesis dapat berlangsung secara cepat maupun
lambat. Hal tersebut dikarenakan dalam proses fotosintesis terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis, seperti cahaya, konsentrasi karbondioksida,
ketersediaan air, kandungan klorofil, suhu, resistensi daun terhadap difusi gas
bebas, dan protoplasma (Lupitasari et al.
2020). Pada kenyataannya proses fotosintesis memerlukan cahaya, sehingga
intensitas cahaya mempunyai pengaruh yang besar terhadap laju fotosintesis.
Dengan begitu laju fotosintesis mengikuti besarnya intensitas cahaya yang
tersedia. Selain itu, tersedianya tersedianya CO2 merupakan
hal yang sangat penting dalam fotosintesa (Muchammad et al. 2013). Laju fotosintesis yang tinggi dapat diamati dengan
banyaknya jumlah oksigen yang dihasilkan.
Tujuan
Mengamati
pengaruh intensitas cahaya dan ketersediaan karbondioksida (CO2) terhadap laju
fotosintesis dengan mengukur banyaknya oksigen yang dihasilkan oleh tanaman
hydrilla.
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah lampu, tabung reaksi, tabung beaker, dan termometer. Sedangkan bahan yang digunakan adalah
tanaman Hydrilla, air 250 ml, dan NaHCO
Metode
Siapkan tanaman Hydrilla
kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi yang diletakkan di dalam tabung beaker yang sudah berisi air 250 ml.
Kemudian tambahkan NaHCO
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel hasil percobaan: Panjang kolom udara pada mikro
buret
|
Gelembung udara yang dihasilkan (mm) |
|||||
|
Kombinasi perlakuan |
|||||
|
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
Percobaan 1 |
|
|||||
Ulangan 1 |
1,2 |
3,8 |
5,6 |
6,4 |
6,5 |
6,7 |
Ulangan 2 |
1,1 |
3,9 |
5,7 |
6,3 |
6,7 |
6,5 |
Ulangan 3 |
1,2 |
4 |
5,6 |
6,2 |
6,4 |
6,6 |
Ulangan 4 |
1,2 |
3,7 |
5,7 |
6,3 |
6,4 |
6,7 |
Ulangan 5 |
1,3 |
3,7 |
5,8 |
6,2 |
6,5 |
6,7 |
Rataan |
1,2 |
3,82 |
5,68 |
6,28 |
6,5 |
6,64 |
Pada grafik tersebut terlihat bahwa nilai laju
fotosintesis terus meningkat terhadap kombinasi perlakuannya. Hal tersebut
membuktikan bahwa nilai laju fotosintesis dapat dipengaruhi oleh intensitas
cahaya dan ketersediaan karbondioksida. Kombinasi perlakuan satu sampai dengan
kombinasi perlakuan tiga terlihat bahwa volume gelembung yang dihasilkan
mengalami peningkatan yang pesat, penyebabnya karena pada perlakuan satu sampai
tiga tanaman Hydrilla semakin didekatkan kepada sumber cahaya dan juga
komposisi NaHC
Nilai laju fotosintesis pada kombinasi perlakuan tiga ke
kombinasi perlakuan empat tetap mengalami peningkatan volume gelembung udara,
namun peningkatan volumenya tidak sebesar kombinasi perlakuan satu sampai tiga.
Hal ini disebabkan karena komposisi NaHC
Melihat pada hasil percobaan satu Hydrilla, terlihat
bahwa faktor intensitas cahaya mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap
oksigen yang dihasilkan. Alasannya karena kondisi Hydrilla yang ada pada
perlakuan satu dengan empat, perlakuan dua dengan lima, dan perlakuan tiga
dengan enam, mempunyai komposisi NaHC
SIMPULAN
Intensitas cahaya dan ketersediaan
karbondioksida merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi laju fotosintesis.
Jika ingin mendapatkan laju fotosintesis yang maksimal maka diperlukan
perbandingan intensitas cahaya dan ketersediaan karbondioksida yang sebanding.
Namun disamping itu adapula faktor internal yang mempengaruhi laju
fotosintesis, seperti konsentrasi klorofil, defisit air, dan konsentrasi enzim.
Sehingga dari dua jenis faktor tersebut keduanya mempunyai pengaruhnya
tersendiri terhadap laju fotosintesis pada tanaman Hydrilla. Laju fotosintesis
dapat diketahui dengan cara mengukur besarnya volume gelembung udara yang
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ai Song N. 2012. Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains. [diakses 2021 Sep 21]; 12(1):29-34. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JIS/article/download/398/320#:~:text=Fotosintesis%20adalah%2 0proses%20sintesis%20karbohidrat,dengan%20bantuan%20energi%20cahaya%20mata hari.
Lupitasari D, Meliana M, Kusumaningtyas AD. 2020.
Pengaruh cahaya dan suhu berdasarkan
karakter fotosintesis Ceratophyllum
demersum sebagai agen fitoremediasi. Jurnal Kartika Kimia. 3(1):33- 38. doi: 10.26874/jkk.v3i1.53.
Muchammad A, Kardena E, Rinanti A. 2013. Pengaruh
intensitas cahaya terhadap penyerapan gas
karbondioksida oleh mikroalga tropis Ankistrodesmus
sp. dalam fotobioreaktor. Jurnal Teknik Lingkungan. [diakses 2021
Sep 21]; 19(2):103-116. https://journals.itb.ac.id/index.php/jtl/article/download/8307/3338/24758.
Campbell, NA, Reece JB, Mitchell LG. 2002. Biology. 5th ed. Erlangga: Jakarta.
Komentar
Posting Komentar