SEL DARAH MERAH DAN PUTIH PADA BERBAGAI TAKSA HEWAN - KONSEP DIAGNOSTIK DINI KELAINAN GENETIK DARI SAMPEL DARAH DEMO PEMBUATAN PREPARAT ULAS DARAH, MENGIDENTIFIKASI PERBEDAAN & PERSAMAAN SEL DARAH MERAH DAN PUTIH PADA HEWAN VERTEBRATA, DAN UJI KELAINAN GENETIK PADA MANUSIA – PENAPISAN DAN PENGUJIAN PRENATAL
SEL DARAH MERAH DAN PUTIH PADA BERBAGAI TAKSA HEWAN - KONSEP DIAGNOSTIK DINI KELAINAN GENETIK DARI SAMPEL DARAH
DEMO PEMBUATAN PREPARAT ULAS DARAH
Tujuan
Praktikum
ini bertujuan memahami mekanisme pembuatan preparat ulas darah dan mengidentifikasi
bentuk sel darah merah dan sel darah putih pada berbagai hewan vertebrata serta
bagian-bagiannya.
Pembahasan
1.
Tuliskan alat dan bahan yang digunakan dalam penyiapan
preparat ulas darah!
Dalam penyiapan
preparat ulas darah perlu dipersiapkan alat dan bahan, seperti sampel darah,
lampu kaca, Leishman’s stain/writes blood stain/GM sustain, air suling, penetes air, cawan
petri, mikroskop cahaya majemuk, minyak imersi, kapas dan alkohol gosok, dan
alat penusuk.
2. Buat diagram alur metode penyiapan preparat sampai
dengan pengamatan menggunakan mikroskop!
SEL DARAH MERAH DAN PUTIH
PADA BERBAGAI TAKSA HEWAN - KONSEP DIAGNOSTIK DINI KELAINAN GENETIK DARI SAMPEL
DARAH
MENGIDENTIFIKASI PERBEDAAN
& PERSAMAAN SEL DARAH
MERAH DAN PUTIH PADA HEWAN
VERTEBRATA
Tujuan
Praktikum ini bertujuan
memahami mekanisme pembuatan preparat ulas darah dan mengidentifikasi
bentuk sel darah merah dan sel darah putih pada berbagai hewan vertebrata serta
bagian-bagiannya.
Hasil Pengamatan
Pembahasan
Mamalia mempunyai
eritrosit yang tidak berinti, sedangkan hewan dari kelas pisces, amfibi, dan
reptilia mempunyai eritrosit berinti. Eritrosit berinti yang dimiliki katak
lembu dan burung emu mempunyai ukuran sel lebih besar dibandingkan eritrosit tidak
berinti yang dimiliki marmot (mamalia). Perbedaan ukuran eritrosit katak lembu
dan burung emu ini disebabkan oleh perbedaan tingkat maturase eritrosit,
eritrosit matang cenderung memiliki ukuran lebih besar (Campbell 2004).
Perbedaan ukuran eritrosit disebabkan oleh faktor anatomi pembuluh darah
kapiler. Mamalia (tikus) memiliki ukuran eritrosit terkecil dan berbentuk
cakram bikonkaf. Ukuran eritrosit mamalia yang kecil dapat melewati kapiler
darah mamalia yang berukuran kurang 7,5 μm. Katak lembu memiliki ukuran eritrosit
paling besar, setara dengan diameter kapiler katak lembu yang berkisar
12,5-13,4 μm. (Rousdy & Linda 2018). Adapun bentuk sel darah amphibi
berbentuk oval, dan sel darah oves pun berbentuk oval (Hapsari 2013). Eritrosit
mamalia tidak berinti dan memiliki bentuk bulat oval, dan pada tampilan histologi
pun tidak memiliki inti. Jumlah leukosit (sel darah putih) menunjukkan proses
evolusi sistem imunitas. Jumlah leukosit vertebrata rendah seperti kelas
pisces, amfibi, reptil dan aves sangat banyak (>10.000 sel/mL), sedangkan
pada mamalia jumlah leukosit normal 4000-10.000 sel/mL. Banyaknya jumlah
leukosit vertebrata sebabkan belum terspeliasisasinya organ limfoid. Sel neutrofil
pada burung dan mamalia berbentuk sferis, nukleus tidak berlobus. Sedangkan,
neutrofil pada sebagian besar amfibi mempunyai nukleus berlobus (Arikan &
Cicek 2014). Neutrofil burung mempunyai ciri khas sitoplasma tak berwarna dan
terdapat granul berbentuk batang atau sferis (Clark et al. 2009).
Persamaan sel darah
merah dalam kelompok vertebrata terletak pada fungsi utamanya adalah sebagai
pertukaran gas pernapasan, dan interaksi dengan system kekebalan. Adapun fungsi
yang lainnya adalah menyediakan sumber informasi yang kaya terkait dengan
ekspresi protein dan fungsi potensial, dan bahkan eritrosit yang memiliki inti
memiliki peran langsung dalam respons imun. Kesamaan sel darah putih pada hewan
vertebrata terdapat pada fungsinya. Secara umum, sel darah putih berperan dalam
sistem kekebalan tubuh. Caranya adalah dengan membunuh kuman penyakit dalam
tubuh dan membentuk antibodi tubuh (Satyaningtijas et al. 2014).
Simpulan
Bentuk sel darah pada
hewan mamalia seperti marmot mempunyai ukuran eritrosit yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan hewan aves (burung emu) dan amfibi (kodok lembu). Perbedaan
ukuran eritrosit kodok dan burung emu ini disebabkan oleh perbedaan tingkat
maturase eritrosit, eritrosit matang cenderung memiliki ukuran lebih besar. Jumlah
leukosit (sel darah putih) menunjukkan proses evolusi sistem imunitas. Jumlah
leukosit vertebrata rendah seperti kelas pisces, amfibi, reptil dan aves sangat
banyak (>10.000 sel/mL), sedangkan pada mamalia jumlah leukosit normal
4000-10.000 sel/mL. Banyaknya jumlah leukosit vertebrata disebabkan belum terspeliasisasinya
organ limfoid.
Daftar
Pustaka
Arikan H,
Cicek K. 2014. Hematology of amphibians and reptiles: a review. Journal of Zoology.
10(1):191-209. doi: 10(1): 190-209.
Campbell TW.
2004. Hematology of Lower Vertebrates.
American College of Veterinary Pathologists
and American Society for Veterinary Clinical Pathology: Middleton WI (USA).
Clark P.
Boardmann W. Raidal S. 2009. Atlas of
Clinical Avian Hematology. USA: Willer-Blackwell.
Rousdy
DW, dan Linda R. 2018. Hematologi perbandingan hewan vertebrata: lele (Claris batracus), katak (Rana sp.), kadal (Eutropis multifasciata), merpati (Columba livia) dan mencit (Mus muculus).
BIOMA Jurnal Ilmiah Biologi.
7(1):1-13. doi: 10.26877/bioma.v7i1.2538.
Hapsari
FN. 2013. Perbedaan kualitas preparat apus jaringan darah tiga kelas hewan vertebrata
yang dibuat melalui pewarnaan giemza dan wright
[Skripsi]. Malang (ID): Universitas Muhammadiyah
Malang.
Satyaningtijas
AS, Nastiti K, Moh MF, Purnomo. 2014. Profil leukosit, diferensial leukosit dan indeks stres luwak jawa (paradoxurus
hermaphroditus). Jurnal Veteriner.
[diakses 2021 Nov 24]; 15(4):487-493. https://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet/article/view/13227/8907.
UJI KELAINAN GENETIK PADA MANUSIA – PENAPISAN DAN
PENGUJIAN PRENATAL
Tujuan
Praktikum ini bertujuan
memahami salah satu contoh mekanisme pengujian kelainan genetik pada manusia.
Hasil dan
Pembahasan
1.
Mengapa tes prenatal perlu dilakukan?
Tes prenatal diperlukan untuk mengidentifikasi
perkembangan janin selama masa kehamilan apakah memiliki kelainan atau cacat
lahir tertentu. Sebab menurut OSU meternal
fetal medicine mengatakan bahwa sekitar 1-30 atau 3% bayi akan lahir dengan
beberapa cacat lahir. Dengan melakukan tes prenatal maka dapat mengurangi
kehamilan berisiko tinggi karena dapat ditindak lanjuti lebih dini.
2.
Mengapa sebagian orang tidak melakukan tes prenatal?
Karena beberapa individu merasa nyaman dengan
apapun hasilnya sehingga tidak peduli dengan apa hasil dari tesnya. Selain itu
juga terdapat alasan moral atau agama pribadi sehingga tidak khawatir dengan
hasilnya. Kemudian ketakutan dengan risiko yang terkait dengan pengujian
diagnostik, serta hasil dari tes prenatal dapat menyebabkan peningkatan
kecemasan.
3.
Jelaskan karakteristik penderita kelainan kromosom
trisomy 21?
Terdapat beberapa karakteristik yang terjadi pada
anak kelainan kromosom trisomy 21/ down
syndrome, seperti tonus otot rendah, keterlambatan perkembangan, cacat
intelektual ringan hingga sedang, cacat jantung, karakteristik wajah yang khas,
dan meningkatkan kesempatan untuk beberapa masalah medis.
4.
Apa yang dimaksud dengan non-invasive prenatal
screening?
Non-invasif prenatal tes atau yang sering disebut
juga sebagai non-invasif prenatal screening (NIPS) adalah suatu metode untuk
menentukan apakah suatu bayi yang akan lahir tersebut memiliki resiko kelinan
genetik tertentu atau tidak. Tes ini direkomendasikan untuk pasien yang ingin
memastikan hasil skrinning pertama dengan memberikan informasi tentang risiko
bayi memiliki down syndrome dan
trisomi 18 atau trisomi 13.
Simpulan
Mekanisme pengujian kelainan genetik dapat dilakukan dengan melakukan tes skrining prenatal. Tes skrining prenatal merupakan salah satu cara untuk melihat peluang seorang wanita untuk memiliki bayi dengan sindrom down. Tes skrining prenatal dilakukan dengan menganalisis potongan DNA bayi dalam aliran darah ibu sedini mungkin. Pengujian ini direkomendasikan untuk wanita yang berada pada peningkatan risiko untuk gangguan kromossom.
Komentar
Posting Komentar