Rangkuman Pidato Rumusan Panca Sila Bung Karno
Pidato yang dibawakan oleh Soekarno 1 Juni 1945 mengemukakan dasar Indonesia Merdeka. Pidato tersebut diawali dengan penjelasan dari kata “merdeka” itu sendiri. Menurut Soekarno merdeka itu adalah political independence. Political indepence ialah suatu jembatan emas untuk kembali menyempurnakan struktur negara dan masyarakat tanpa adanya campur tangan dari negara lain. Sebab jika harus menunggu orang-orang menjadi lebih baik untuk Indonesia merdeka, hal tersebut tidak akan pernah tercapai sampai kita di lubang kubur pun. Soekarno membandingkan pula dengan negara-negara yang sebelumnya sudah lebih dahulu merdeka, seperti Saudi Arabia dan Soviet-Rusia. Ketika Saudi Arabia merdeka 80% rakyatnya terdiri dari kaum Badui, yang sama sekali tidak mengerti berbagai hal. Bahkan menurut buku Armstrong, rakyat Arabia belum mengetahui bahwa mobil perlu diisi bensin. Begitu pula dengan orang Rusia saat itu, ketika Lenin mendirikan Soviet-Rusia merdeka tiap-tiap orang Rusia tidak dapat membaca dan menulis. Kesimpulannya bagi Soekarno kita tidak perlu menunggu segala hal tercapai untuk menciptakan Indonesia merdeka.
Dasar pertama untuk negara Indonesia
adalah dasar “kebangsaan”. Bangsa
Indonesia adalah seluruh manusia-manusia yang tinggal dikesatuannya semua
pulau-pulau Indonesia dari ujung utara Sumatra sampai ke Irian. Menjadikan
negara Indonesia suatu kebangsaan Indonesia yang bulat, yang bersama-sama
menjadi dasar satu nationale staat.
Menurut Soekarno kita bukan saja
harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada
kekeluargaan bangsa-bangsa. Tanah air kita Indonesia hanya satu bagian kecil
saja dari pada dunia. Sehingga kita tidak perlu berkata, bahwa bangsa Indonesia
lah yang terbaik, termulya, serta meremehkan bangsa lain. Kita harus menuju
persatuan dunia. Oleh karena itu Soekarno mengusulkan dasar negara kedua, yaitu
“internasionalisme.”
Dasar yang ketiga ialah “dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar
permusyawaratan.” Dasar ini dibentuk karena negara Indonesia dibentuk bukan
untuk untuk suatu golongan tertentu, melainkan “semua buat semua, satu buat
semua, semua buat satu.” “Dengan cara
mufakat, kita perbaiki segala hal, juga keselamatan agama, yaitu dengan jalan
pembicaraan atau permusyawaratan di dalam Badan Perwakilan Rakyat,” ucap
Soekarno.
Pada usulan dasar negara keempat
Soekarno mengatakan, “kalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi
barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hidup, yakni politiek-ecomische
democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan
sosial. Bukan saja persamaan politik, tetapi juga di atas lapangan ekonomi
kita harus mengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama yang
sebaik-baiknya. Oleh karena itu lahir lah dasar negara keempat, yaitu “kesejahteraan sosial.”
Prinsip kelima hendaknya menyusun
Indonesia merdeka dengan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa. Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap
orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat
hendaknya bertuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada egoisme agama.
Lima prinsip tersebut diberikan nama
Panca Sila. Sila artinya azas/dasar, dan panca berarti lima, Makna secara
keseluruhan dari panca sila ialah lima prinsip yang mendirikan Negara
Indonesia. Jika tidak suka dengan bilangan lima itu, maka Soekarno mempersempit
lagi menjadi tiga (trisila), yaitu sosio
nasuionalisme, sosio demokratis, dan ketuhanan. Jika masih tidak suka, maka
dapatlah Soekarno satu perkataan Indonesia yang tulen (ekasila), yaitu “gotong-royong.”
Komentar
Posting Komentar